oke guys ketemu lagi dengan gua adjie angga pangestu ( calon animator sukses :D)
Jenis-Jenis Perangkat Lunak Pendukung Kelas Maya
Dalam rangka mendukung kelas
maya dimanfaatkanlahberbagai perangkat lunak/aplikasi/sistem yang pada umumnya berbasis web. Secara
umumdikenal dua jenis aplikasiyaitu aplikasi Learning Management System (LMS) dan Learning Content Management System (LCMS). Akan tetapi dalam perkembangan
selanjutnya, seiring meluasnya pemanfaatan Social
Network (SN) khususnya Facebook,muncullah aplikasi Social Learning Network (SLN) sebagai salah satualternatif bentuk kelas
maya.
Learning Management System (LMS)
Menurut Courts dan Tucker
(2012), LMS adalah aplikasi yang digunakan untuk mengelola pembelajaran, mengirimkan konten (content delivery system), dan melacak
aktivitas daring seperti memastikan kehadiran dalam kelas maya, memastikan waktu
pengumpulan tugas, dan melacak hasil pencapaian siswa.
Learning Content Management System (LCMS)
Menurut Kerschenbaum (2009), LCMS adalah sebuah
aplikasi yang digunakan oleh pemilik konten untuk mendaftar (register), menyimpan (store), menggabungkan (assembly), mengelola (manage), dan memublikasikan (publish)konten pembelajaran untuk
penyampaian melalui web, bentuk cetak, maupun CD
LMS vs LCMS
Perbedaan utama dari LMS dan
LCMS adalah LMS merupakan media interaksi antara siswa dan guru, sedangkan LCMS
adalah media yang digunakan oleh penulis konten maupun perusahaan penerbit
konten.
Berdasarkan fungsinya LMS dan
LCMS memiliki berbagai fitur.
LMS
|
LCMS
|
Pendaftaran dan administrasi siswa
|
Pengembangan konten secara bersama
(collaborative content development)
yang dilengkapi dengan template
|
Pengelolaan aktifitas kelas
|
Pengelolaan konten
|
Pengelolaan kurikulum dan
sertifikasi
|
Publikasi
|
Pengelolaan kompetensi
|
Integrasi Alur Kerja (Workflow integration)
|
Pelaporan
|
Antar muka yang terintegrasi dengan
LMS
|
Pengelolaan rekaman pembelajaran
|
|
Menyusun/mengembangkan bahan pembelajaran (Courseware authoring)
|
|
Social Learning Network/s (SLN/SLNs)
LMS dan LCMS merupakan
perangkat lunak yang telah banyak digunakan dan terbukti handal dalam penerapan
sistem e-learning. Akan tetapi sistem
ini juga memiliki beberapa kelemahan.Salah satu kelemahannya adalah sebagian
besar dari sistem inikurang memperhatikan daya suai (adaptability), fleksibilitas, dan hubungan sosial.Bahkan pada
sebagian kasus, fitur-fitur kolaborasi dan fitur analisis hubungan sosial dinonaktifkan
yang menyebabkan pengelola sistemtidak dapatmengetahui hal-hal yang sedang
dikerjakan oleh komunitasnya. Oleh karena itu, dalam perkembangan teknologi
saat ini, konsep hubungan sosial dan kepedulian sosial mulai diterapkan dan
memberikan pengaruh yang berarti terhadap kolaborasi dan pembelajaran. Dengan
adaptasi konsep ini dalam teknologi, siswa dapat berkolaborasi, meningkatkan
kemampuan kognitif, dan keterampilan sosialnya. Oleh karena itu, muncullah
paradigma baru dalam belajar yang disebut CSSL (Computer Supported Social Learning). Di dalamnya terdapat konsep Social Learning Network yang bertujuan
untuk mendorong penggunanya memiliki pengalaman baru dalam belajar menggunakan
jejaring sosial (Social Network) yang
telah dilengkapi dengan konsep kepedulian sosial (Halimi, 2011).
Jejaring sosial
atau social network(SN) adalah ‘sebuah
jejaring’ yang memuat interaksi sosial dan hubungan interpersonal. Secara lebih
rinci, SN adalah sebuah aplikasi atau laman yang memungkinkan pengguna untuk
berkomunikasi satu sama lain dengan cara saling bertukar informasi, komentar,
pesan, gambar, maupun audio-video. Dalam Social
Network Sites (SNS)seperti Facebook atau Twitter, penggunadifasilitasi untuk
melakukan interaksi, komunikasi, dan kolaborasi (Greenhow, Robelia, & Hughes, 2009). Dengan kata lain, mekanisme
bersosialisasi melalui jaringan ini telah terbukti dapat meningkatkan hubungan interpersonal
dan memfasilitasi komunikasi nonverbal melalui media seperti audio-video maupun
gambar. Dengan berkomunikasi melalui media ini, interaksi interpersonal menjadi
lebih dekat.Oleh karena itu, berdasarkan kelebihan inilah berbagai situs
jejaring sosial didorong untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran(Huang, 2010).
Social learning network (SLN) atau Jejaring Sosial untuk
Pembelajaran, menurut Kordesh (2000) merujuk pada koneksi interpersonal melalui
interaksi dengan tujuan utama untuk pengembangan pengetahuan. Secara lebih
rinci, SLN merujuk pada beberapa fenomena.
·
Penggunaan
Social Network (SN) untuk pembelajaran dalampendidikan formal.
·
Penggunaan
SN oleh para pelajardalam sebuah kolaborasi/diskusi yang dilaksanakan secara
informal.
·
Penggunaanlaman
yang secara khusus dirancang untuk pembelajaran melalui jejaring sosial (Social Learning Networkatau SLN).
·
Penggunaan
SLN yang secara khusus dikembangkansendiri oleh guru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar